Bocah Asal paluta yang Dikubur Ibu dan Ayahnya Hidup-hidup Alami Pendarahan Otak Kronis

TASLAB, PALUTA- Kondisi SA (6), bocah asal Desa Hutaimbaru, Kecamatan Halongonan, Kabupaen Padanglawas Utara, Sumatera Utara, yang dianiaya oleh ibu kandungnya lalu dikubur hidup-hidup oleh ayah tirinya sudah dirujuk dari RSUD Padangsidempuan ke RSU Pusat Haji Adam Malik Medan. Hasil dianogsa dokter, SA mengalami pendarahan di otaknya. Pendarahan di otak SA sudah kronis.

Kondisi bocah malang itu kini sudah mulai membaik. Namun ia masih tertidur lemas. Selang masih terpasang di sejumlah bagian tubuhnya. Tanda-tanda trauma psikologis pun masih terlihat dari perilakunya.

Bocah malang yang disiksa dan dikubur oleh ibu kandung dan ayah tirinya hidup-hidup
Bocah malang yang disiksa dan dikubur oleh ibu kandung dan ayah tirinya hidup-hidup saat berada di rumah sakit didampingi keluarganya. (Dokter menunjukkan hasil pemeriksaan terhadap kesehatan korban).


‎Ketua penanggung jawab pasien di RSUP Adam Malik Medan‎, Mahyu Daniel mengatakan, (SA) datang ke RSUPHAM dua hari yang lalu. Dia datang dengan kondisi kesadaran menurun karena ada benturan yang menyebabkan pendarahan di bagian otak.

"‎Ada proses pendarahan diotak yang sifatnya kronis. Kronis itu diatas 2-3 minggu, di atas 14 hari persisnya. Untuk saat ini, kondisinya sudah mulai menunjukkan perbaikan yang baik. Tingkat kesadarannya juga disebut membaik," ujar Mahyu, Jumat (19/1).



Mahyu menyebutkan, pihaknya akan segera melakukan operasi evakuasi timbunan cairan atau darah yang kronis tadi. Tujuannya untuk evakuasi bekuan darah yang sudah mencair.

‎Saat ini, untuk rencana tindakan operasi tersebut tim dokter sedang menunggu persetujuan dari pihak keluarga pasien. "‎Untuk komunikasi verbalnya terbatas. Dia hanya bisa sebut 'mama'," jelasnya.

Sementara YA, ibu si bocah sudah ditangkap. Polisi menyebut, pelaku melakukan menampar dan menendang tubuh anaknya. Aksi ini tak hanya dilakukan dirinya. Ayah tiri korban juga melakukan hal yang serupa. Bahkan, ayah tiri korban yang kini masih diburu polisi, sempat memasukkan korban ke dalam karung dan menguburnya hidup-hidup.

Penganiayaan terhadap SA bermula ketika sang ayah tiri meminta SA untuk mengambil parang. Namun korban tak menemukan parang tersebut. Dalam keadaan takut, korban tak menemui ayahnya. Dia justru pergi bermain ke rumah tetangganya.


Ayah tiri korban yang sudah menunggu naik pitam dan memarahi SA. Kemarahan itu kemudian berujung pada penganiayaan terhadap bocah malang itu hingga si bocah kritis dan akhirnya ditolong warga. Saat ini ayah tiri tersangka masih dicari polisi. (syaf)

Subscribe to receive free email updates: