Sadis, Bocah ini Disaksa Lalu Dikubur Hidup-hidup Oleh Ibu dan Ayah Tirinya


TASLAB NEWS, TAPSEL -Entah apa yang ada di benak YA ibu kandung dan Ap ayah tiri dari SA bocah berusia enam tahun. Mereka tega menanyiksa dan menanam SA hidup- hidup. 
Sa bocah malang yang disiksa dan ditanam hidup-hidup oleh ibu kandug dan ayah tirinya di rawat di RSU Padangsidimpuan.
Sa bocah malang yang disiksa dan ditanam hidup-hidup oleh ibu kandug dan ayah tirinya di rawat di RSU Padangsidimpuan.



Peristiwa itu terjadi di Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta). Bocah yang ditanam di tanah hidup-hidup itu kini dirawat intensif di RSUD Padangsidimpuan dan masih trauma,

Saat ini ayah tiri korban berinisial AP, masih diburu polisi. Menurut informasi, AP diperkirakan sudah keluar dari kawasan Paluta.

Satreskrim Polres Tapanuli Selatan (Tapsel) mengaku pihaknta masih melengkapi berkas perkara YAH, warga Desa Sabungan, Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel). YAH merupakan ibu kandung korban yang juga terlibat dalam penganiayaan terhadap SA.

Kanit PPA Sat Reskrim Polres Tapsel Iptu Happy Margowati S mengatakan, selain memeriksa YAH, penyidik juga memeriksa tiga saksi.

 "Saksi-saksi, yakni tetangganya, untuk melengkapi berkas," kata Happy, Rabu (17/1).

Sementara itu, korban mengalami trauma mendalam. Ia terus saja menangis saat bertemu dengan siapa pun, terutama orang yang tidak dikenalnya. Maka itu, polisi belum bisa mengambil keterangan korban.

Menurut Happy, kasus kekerasan yang dialami SA oleh ayah tiri dan ibu kandungnya terungkap setelah korban mengalami kritis setelah dianiaya pada 9 Januari 2018. Kejadian itu berawal saat korban disuruh AP untuk mengambil parang.

"Sekedar mengingatkan, aksi penganiayaan yang dilakukan kedua tersangka tersebut terkuak lantaran korban mengalami kritis usai mendapat penganiayaan dan dikubur hidup-hidup. Dimana, kejadian tersebut berawal saat korban disuruh AP untuk mengambil parang." ujarnya

Setelah mencarinya, korban tidak berhasil menemukan parang yang disuruh AP. Merasa ketakutan, korban memilih tidak menjumpai ayahnya di kebun yang berada di Desa Hutaimbaru, Kecamatan Halonginan, Kabupaten Paluta.

"Selain pelapor, kita sudah memeriksa 3 orang saksi yakni tetangganya untuk melengkapi berkas. Tapi, sampai saat ini kita belum bisa mengambil keterangan korban. Karena, sampai saat ini korban masih menangis jika ketemu dengan siapa saja," bebernya.

Sementara itu, tambah perwira pertama Polri ini, ayah tiri korban masih dalam pengejaran pihaknya. Sebab, saat ini pelaku sudah keluar dari kawasan Paluta.

"Ayahnya masih kita kejar. Informasinya sudah keluar dari wilayah kabupaten Paluta," pungkasnya. (syaf/int)

Subscribe to receive free email updates: