Ucapan Terakhir Mahasiswi Univa Labuhanbatu yang Diperkosa Lalu Dibunuh di Kebun Sawit: Muka Ku Pucat Ya?

TASLAB NEWS, LABURA- Pihak keluarga dan teman-teman almarhum Sisa Lestari (19) mahasiswi Universitas Labuhanbatu yang juga guru honor di SD Negeri  Londut dan meminta kepada kepolisi Polres Labuhanbatu untuk mengungkap kasus kematian korban.

Korban semasa hidup
Korban semasa hidup

Anak kelima dari pasangan suami istri (pasutri) Tumiran dan Paiten ini terakhir kali diketahui bersama teman kuliahnya bernama Linda (19). Di hari kejadian itu, mereka sama-sama pulang kuliah dari Aek Kanopan. Korban sempat singgah di rumah Linda di Afd IV, Dusun X, Desa Londut, Kecamatan Kualuh Hulu, karena sepedamotor korban sebelumnya dititipkan di rumah Linda.

"Kami sama-sama pulang naik keretaku. Sedangkan kereta Tari (korban) disimpan di rumahku saat kami berangkat ke Aek Kanopan mau kuliah. Kemudian sekitar pukul 17.30 WIB, Kamis (8/2) kami tiba di rumahku. Dia mengambil keretanya dan langsung pulang dengan mengendarai sepedamotor Honda Beatnya ke Dsun V, Desa Mekar Marjanji, Kecamatan Aek Songsongan, Kabupaten Asahan atau sekitar 1,5 KM dari tempatku. Daerah kami ini perbatasan antara Kabupaten Labura dengan Asahan,” ujar Linda.

Namun, sebelum korban pulang dari rumahnya, korban sempat menanyakan kondisi tubuhnya kepada Linda. “Linda, apakah wajahku pucat?,” tanya korban saat itu dan dijawab Linda “Tidak, biasa saja”. 

Korban kemudian pergi begitu mendengar jawaban Linda.

“Saya tidak menduga kejadian seperti ini menimpa Tari. Dia orangnya baik dan santun. Selama kami berteman dan sering sama, saya tidak pernah tersinggung. Selain kuliah, dia juga guru honor di SD Negeri Londut,” kata Linda sembari menangis tersedu-sedu.

BACA BERITA TERKAIT: 


Menjelang Magrib, dia terkejut melihat kedatangan orangtua korban yang datang mencari korban.

 “Katanya Tari (korban) belum pulang. Aku terkejut. Karena dia suda lama pulang dari rumahku,” terangnya.

Keluarga Tari sempat gelisah karena dia tidak biasa pulang sampai Magrib seperti itu. Keluarga pun mulai gelisah. Warga juga mulai melakukan pencarian ke daerah yang biasa dilalui korban.

“Tidak lama saya mendengar Tari ditemukan namun sudah tidak bernyawa di kebun sawit berkisar 300-400 meter dari rumahku,” kata Linda sembari menangis. 

Masih di Desa Londut, Riki Kurniawan (23), pacar korban juga mengaku terkejut atas kejadian yang menimpa kekasihnya itu.

“Kami sudah lama kenal. Sejak duduk di bangku SMA. Kelas 3 SMA, kami sudah pacaran dan sering saling tukar pikiran. Terakhir kami komunikasi melalui Handphone beberapa hari sebelum dia ditemukan meninggal. Dia sempat nanya samaku soal pekerjaannya. Dia nanya mana lebih baik bekerja di kantor desa atau tetap mengajar/guru. Jadi aku bilang, ‘yaa guru sajalah, karena guru ada masa depannya. Mana tau ada pengangkatan CPNS. Tapi kalau di kantor desa yaa tidak ada pengangkatan’. Dia pun sepakat untuk tetap sebagai guru, itulah pembicaraan terakhir kami,” kata Riki.


Kematian Sisa Lestari (19), korban dugaan pemerkosaan yang ditemukan tewas mengenaskan membawa duka mendalam bagi keluarganya. Kedatangan jenazah Mahasiswi Universitas Islam Labuhanbatu (Unisla) Labura ini di rumah duka disambut isak tangis keluarga dan masyarakat.

Jenazah korban tiba di rumah duka di Desa Londur, Kecamatan Kualuh Hulu, Labura, Jumat (9/2) menggunakan mobil ambulan daru Rumah Sakit Djasamen Saragih (RSUD) Pematangsiantar usai melakukan otopsi.

Warga yang sejak pagi menunggu kedatangan jenajah korban langsung melakukan fardu kipayah dengan memandikan jasad korban, kemudian dikafani. Dilanjutkan sholat jenajah di Lapangan Afd IV Desa Londut. Kemudian dikebumikan tidak jauh dari tempat duka. 

Di sela-sela kerumunan warga yang melayat, Pimpinan Ponpes Arkanuddin Pulo Dogom, Kecamatan Kualuh Hulu mengatakan, selain baik dan murah hati, korban pernah menjadi santri/ siswi tingkat SLTP menggali ilmu di Ponpes Arkanuddin Pulo Dogom.

"Almarhumah ini dulunya adalah santri di pesantren tingkat SMP. Dia siswi kami. Dia anak yang baik, pintar dan mempunyai ilmu bela diri walet putih. Waktu itu dia juara II tingkat provinsi utusan dari Ponpes Arkanuddin,” ustad Ali Imran.


4 Orang Sudah Dimintai Keterangan

Selain Pimpinan Ponpes Arkanuddin Pulo Dogom, Kapolres Labuhanbatu AKBP Frido Situmorang juga turun langsung ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan rumah duka.
Kedatangan Kapolres disambut orangtua korban. Meski dala suasana berduka, orangtua korban dengan Kapolres sempat berbincang-bincang.

Kapolres AKBP Frido Situmorang meminta kepada keluarga dan masyarakat untuk memberikan keterangan dan informasi agar kematian dan motif korban terungkap.
Menurutnya, sudah empat orang masyarakat yang dimintai keterangan. Barang-barang korban juga sudah diamankan sebagai barang bukti.

“Sudah empat orang kita mintai keterangannya. Barang-barang korban yang  ditemukan di lokasi sudah kita amankan untuk dijadikan barang bukti. Seperti  sepedamotor, jam tangan, tas, handphone, dan sandal. Bagi warga yang mengetahui info tentang korban, kami harap segera melaporkannya ke polisi agar motif korban bisa segera terungkap," kata Kapolres. 

Sementara orangtua korban, Tumiran dan Paiten mengucapkan terimakasih atas kunjungan Kapolres.

"Terima kasih atas kunjungan bapak yang mau datang ke rumah duka. Terimakasih sudah mau turut berduka cita atas meninggalnya putri kami ini. Tolong Pak, ungkap kasus anak kami Ini,” kata Tumiran, ayah korban diamini ibu korban, Paiten disambut anggukan Kapolres.

Sebelumnya, mahasiswi Universitas Islam Labuhanbatu (Unisla) Labura, Sisa Lestari (19) ditemukan tewas mengenaskan di kebun sawit Afdeling IV, Desa Londut, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Kamis (8/2) sekira pukul 18.30 WIB.

Warga Dusun V, Desa Mekar Marjanji, Kecamatan Aek Songsongan, Kabupaten Asahan ini diduga korban pembunuhan. Sebab, pada tubuh korban ditemukan sejumlah luka akibat tindak kekerasan. Di antaranya, luka di kepala, darah keluar dari telinga dan hidung.

Saat ditemukan, kondisi pakaian bawah korban juga dalam keadaan terlepas.
Informasi dihimpun wartawan, saat itu keluarga korban mendapat informasi bahwa korban belum pulang dari tempat kuliahnya.

Selanjutnya pihak keluarga bersama masyarakat melakukan pencarian di sekitar jalan yang sering dilalui korban saat akan bekerja dan kuliah.

Tepat di areal perkebunan kelapa sawit di Dusun X, Afdeling IV, Dusun Londut, Kualuh Hulu Kabupaten Labura, korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan.

Selanjutnya warga melaporkan hal tersebut ke Polsek Kualuh Hulu. Tak lama kemudian, Kapolsek dan sejumlah personel mendatangi dan melakukan olah TKP.

Kapolsek Kualuh Hulu AKP Romson Sihombing membenarkan penemuan korban. Dari TKP, pihaknya mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya satu unit HP Nokia warna silver dan sebuah tas warna hitam.

"Korban diduga meninggal akibat kekerasan," kata Kapolsek Kualuh Hulu AKP Romson Sihombing, Jumat (9/2) melalui selulernya.

Ketika ditanya indikasi pemerkosaan terhadap korban, Kapolsek mengaku ada indikasi ke hal itu.

"Ada indikasi seperti itu. Tapi kita lihat saja nanti hasil otopsinya," jelas dia.
Pengurus Yayasan Universitas Islam Labuhanbatu (Unisla) Ismail, membenarkan bahwa Sisa Lestari adalah salah satu mahasiswi di Unisla.

"Kami dari pihak kampus tentu sangat berduka. Rencananya juga mau jenguk ke rumah duka," ujar Ismail.

Dia mengatakan, korban merupakan mahasiswa Semester II  Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia. Selama kuliah di Unisla, korban dikenal sebagai anak yang rajin, baik dan ramah.

"Makanya kami sangat kehilangan. Dia orangnya baik, rajin dan ramah," ucapnya. (syaf)


Subscribe to receive free email updates: