Balita Penderita Gizi Buruk di Tanjungbalai Meninggal, Warga Nilai Walikota dan Dinkes Tak Peduli pada Masyarakat Miskin

TASLAB NEWS, TANJUNGBALAI- Kasus meninggalnya Fitri Fadilah (2) penderita gizi buruk warga Kota Tanjungbalai menuai protes keras dari warga. Warga menyalahkan Pemko Tanjungbalai kurang peduli terhadap warganya. Hal ini terlihat dari pembicaraan di akun facebook yang menyebutkan kasus ini terjadi akibat kurangnya kepedulian Pemko Tanjungbalai melalui Dinas Kesehatan.



Pembicaraan di facebook yang menyalahkan Pemko Tanjungbalai atas kasus gizi buruk yang menimpa korban
Pembicaraan di facebook yang menyalahkan Pemko Tanjungbalai atas kasus gizi buruk yang menimpa korban

Fitri Fadilah bocah penderita gizi buruk sebelum meninggal dunia.
Fitri Fadilah bocah penderita gizi buruk sebelum meninggal dunia.


Informasi dihimpun menyebutkan, Fitri Fadillah anak dari pasangan Muhammad Idris (30) dan Marliana (39) diketahui sejak dua bulan lalu mengalami gizi buruk, namun akibat ketiadaan orang tuanya tidak mampu membawanya berobat ke rumah sakit untuk mendapatkan perawan medis sebagaimana mestinya.

Atas perhatian dan bantuan warga yang peduli, pada hari Minggu (19/20) balita perempuan itu dibawa ke RSUD Tengku Mansyur untuk mendapatkan perawatan medis dan sempat dirawat inap pada ruang anak rumah sakit tersebut.

"Setelah dibantu warga, anak saya sempat dirawat inap dirumah sakit, namun Allah SWT berkehendak lain. Pagi tadi putri kami menghembuskan napas terakhir," ujar Idris yang berdomisili Pulau Buaya Kecamatan Teluk Nibung itu.

Idris seorang nelayan itu menambahkan, anaknya tersebut pernah dibawa ke Puskesmas akan tetapi tidak ada perubahan, bahkan almarhumah tidak mau mengonsumsi obat yang diberikan pihak Puskesmas. Karena tidak punya biaya terpaksa dirawat dirumah saja.

Sementara itu, seorang perawat ditemui di RSUD Tengku Mansyur Kota Tanjungbalai mengatakan, berdasarkan hasil diagnosa medis Fitri Fadilah menderita penyakit gizi buruk akut dengan Kondisi yang sangat memprihatinkan.

"Saat dibawa kesini, pasien (Fitri) sudah dalam kondisi kritis dan pada akhirnya tadi pagi meninggal dunia," ujar perawat yang enggan menyebut namannya.

Terpisah, mencuatnya kasus gizi buruk yang dialami Fitri Fadilah warga Kota Tanjungbalai hingga meninggal dunia menuai tanggapan dari banyak pihak, Dinas Kesehatan setempat dinilai gagal mengemban tanggung jawab tugas yang diamanahkan. 


BACA BERITA TERKAIT:
http://taslabnet.blogspot.co.id/2018/02/menyedihkan-penderita-gizi-buruk-di.html

Ketua DPD KNPI Tanjungbalai Mahyaruddin Salim Batu Bara, Selasa (20/2) mengatakan, kasus gizi buruk yang dialami warga merupakan peringatan bagi aparatur pemerintah Kota Tanjungbalai, agar cepat dan tanggap terhadap persoalan dan peristiwa yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
         
Menurut dia, pejabat dan institusi terkait seperti Kepala Lingkungan, Lurah, Camat, RSUD, serta Dinas Kesehatan sebagai suatu sistem yang paling bertanggung jawab dalam persoalan ini perlu di evaluasi agar kejadian serupa kedepannya tidak lagi terjadi.
          
"Dalam kasus ini (gizi buruk) yang paling bertanggung jawab adalah Dinas Kesehatan. Karena peristiwa gizi buruk merupakan catatan hitam dan memalukan dalam suatu pemerintahan," katanya di Tanjungbalai.

Mencegah peristiwa serupa tidak terulang lagi, Mahyaruddin berharap agar Pemko Tanjungbalai membuka mata dan telinga, serta melakukan pendataan terhadap warga kurang mampu, khusnya yang punya balita untuk mendeksi kemungkinan terburuk adanya kasus gizi buruk yang belum terungkap.
         
"Dengan adanya pendataan itu nanti, kesehatan masyarakat terutama balita bisa terpantau sehingga kejadian memalukan seperti ini tidak terulang lagi," ujar Mahyaruddin.
       
 Tanggapan atas kejadian gizi buruk tersebut juga muncul dari kalangan pengguna media sosial (Facebook). Terpantau sejumlah akun facebook menilai bahwa kasus gizi buruk yang dialami warga merupakan tanggung jawab pemerintah untuk segera dituntaskannya.
         
Pemilik akun Muslim Sitompul menuliskan, negara memberi kuasa kepada pemerintah untuk menjamin setiap warga negara tentang hak hidup, hak sehat dan hak pendidikan. Pemerintah daerah berhak mengelola keuangan daerah untuk dipergunakan kepada kepentingan pemerintah dan pembangunan masyarakat.
        
 "Merujuk hal tersebut, seharusnya tidak lagi ditemui kasus yang tidak manusiawi itu. Buka hatimu, rakyatmu sangat menderita," tulis dia.
         
Pemilik akun Yuzham Van Taylor menuliskan, kebobrokan-kebobrokan sudah mulai terkuak, masyarakat miskin Kota Tanjungbalai terancam gizi buruk dan kesehatannya akibat rezim penguasa berikut kroni-kroninya yang tidak profesional memimpin kota dan hanya mementingkan kepentingan pribadi dan golongan.
          
Lain halnya dengan pemilik akun Dzha Mylah, Ia menuliskan "Mungkin inilah yg dikatakan ketidak seimbangan kinerja pemerintah dengan aparatnya".

Sementara akun facebook milik Ibrahim Marpaung mengatakan, apa kerja Dinas Kesehatan....???? Mohon Perhatiam Bapak Ketua DPRD dan Bapak Walikota Tanjungbalai.....

Sedangkan akun Andrew Panjaitan mengatakan Bah. Kok bisa? Mana walikota nya. Kenapa bisa terjadi gizi buruk di sebuah KOTAMADYA yang kita tau lebih berkembang dari Kabupaten?

Dan pertanyaan Andrew Panjaitan dijawab Ryanda Pratama Itulah hebatnya pemerintah di kota kami ini bg.
Padahal luas Tanjungbalai hanya sekitar 64km/segi dan lokasi rumah adik kita ini tidak jauh dari pusat kota.

Andrew Panjaitan Wow, saya kemaren ke tanjung balai. Memang semrawut. Seperti tanpa ada kepemimpinan.

Ryanda Pratama Hmmm......
Buah dari dua tahun pemeritahan walikota termuda ini.

Ryanda Pratama Sampe selesai Pilgub,gak bakalan selesai kita membahas itu abg ku,

Semoga saja suara sumbang/kekecewaan masyarakat ini dapat bertahan hingga pemilihan kepala daerah berikutnya. (syaf)

Subscribe to receive free email updates: