Istri Gak Mau Rujuk, Warga Gunung Malela Gantung Diri di Pohon Jengkol

TASLAB NEWS, SIANTAR- Entah apa yang ada dipikiran Joni Hartono (30) warga Huta III Nagori Bangun, Kecamatan Gunung Malela, Minggu (11/2) sekira pukul 23.00 WIB. Ia nekad mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung diri di sebuah pohon jengkol yang berada di samping rumahnya.
Tim medis dan polisi memeriksa jenazah korban.
Tim medis dan polisi memeriksa jenazah korban.


Peristiwa yang sempat menggemparkan warga Nagori Bangun itu, awal kejadiannya diketahui oleh adik ipar korban, Joko Prayogi (19) malam itu berniat untuk menemui korban di dalam rumahnya. Namun saat itu korban tidak diketemukan dirumahnya, merasa penasaran Yogi pun mencari korban di sekitar rumah korban.

Alangkah terkejutnya Yogi, begitu tiba samping rumah itu dilihatnya, korban sudah dalam keadaan tergantung di batang pohon jengkol yang berada di samping rumah tersebut. Melihat itu, Yogi pun terkejut dan sontak menghubungi istri korban, Sri Lestari (27), yang tak lama kemudian sudah tiba di lokasi kejadian. Selanjutnya, mereka pun langsung memberitahukan kepada warga lainnya.

Dalam waktu hitungan menit, sebagian warga yang tadinya sudah pada terlelap tidur sudah berkumpul di lokasi kejadian. Tak beberapa lama kemudian, Pangulu Bangun M Azhar bersama petugas kepolisian dari Mapolsek Bangun tiba. Akhirnya dengan dibantu oleh warga, pihak kepolisian pun menurunkan jasad korban dari batang pohon jengkol itu.

Selanjutnya tim medis dari Puskesmas Simpang Bah Jambi pun melakukan pemeriksaan. Hasilnya tidak diketemukan tanda-tanda bekas kekerasan ataupun penganiayaan di tubuh korban, dan ditemukan bekas akibat ikatan tali pada bagian leher, mata terbuka bagian pupil mata tidak reflek dan denyut nadi korban tidak ada lagi dan seluruh tubuh sudah kaku.

Akhirnya, jenazah korban pun diserahkan  kepada pihak keluarga, setelah membuat surat pernyataan agar tidak dilakukan autopsi terhadap jenazah korban. Kemudian jenazah korban dibawa untuk disemayamkan di rumah duka pihak keluarga korban yang berada di Nagori Dolok Hataran, Kecamatan Siantar.

Lebih lanjut, informasi yang berhasil dihimpun, korban sebelum mengakhiri hidupnya, diduga depresi akibat keinginannya untuk rujuk kembali ditolak oleh istrinya, Sri Lestari. Hal itu dikuatkan dengan temuan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak Polsek Bangun yang mendapatkan isi pesan singkat di handphone korban.

Di dalam handphone korban ditemukan pesan ‘Makasih ya buat tumpangannya jujur aku gini karna cemburu, kamu kan tahu kalau aq sayang dan cinta kali samamu, yang dah tak termaafkanmu nya aq tari...Oke liat aq besok jadi mayat di rumahmu. Tiga kali ini gak kau jawab kukaitkan tali ini keleherku aku sudah di atas pohon jengkol. Selamat tinggal aja ya tari aku pergi tuk selamanya dari dunia ini,’.

Terpisah, istri korban Sri Lestari dihadapan pihak kepolisian mengakui hal tersebut, dalam pengakuannya, bahwa rumah tangganya sedang tidak akur dan korban telah menjatuhkan talak ke tiga sehingga dirinya dan korban tidak tinggal serumah lagi.

Saat dikonfirmasi Pangulu Bangun M Azhar membenarkan adanya kejadian tersebut. Dirinya mengetahui adanya kejadian tersebut disaat dirinya bersama warga lainnya sedang melayat disalah satu warganya yang meninggal dunia. Namun begitu dapat laporan dari warga, pihaknya bersama warga lain datang ke lokasi dan melaporkannya kepada pihak Mapolsek Bangun. Dan jenazah korban yang berada di Nagori Dolok Hataran, Kecamatan Siantar.

Kapolsek Bangun AKP Putra Jani Purba SH juga membenarkan kejadian tersebut. Dari hasil penyelidikan di lokasi pihaknya menduga korban mengakhiri hidupnya karena adanya masalah dalam rumah tangga yaitu korban telah menjatuhkan talak sebanyak 3 kali kepada istrinya. Namun setelah kejadian itu, korban merasa menyesal dan meminta rujuk kembali namun istri tidak mau lagi sehingga korban diduga prustasi dan mengahiri hidupnya. (syaf/int)

Subscribe to receive free email updates: