Permintaan Bocah Penderita Makrosefali
di Tapteng pada Wartawan
TASLAB NEWS, MEDAN- Rahmad Lubis, bocah asal Tapanuli Tengah, Sumatera Utara (Sumut) mengidap penyakit langka. Bocah berusia 10 tahun ini mengalami pembengkakan pada bagian pipinya sejak usia tiga tahun. Rahmad Lubis divonis mengalami penyakit langka yaitu makrosefali atau pembesaran/pembengkakan tulang kepala. Rahmad ternyata bercita-cita ingin menjadi polisi.
“Rahmad pengen jadi polisi om,” katanya sembari malu-malu yang kemudian memeluk sang ayah, Syukur.
Hal itu diungkapkan bocah asal Tapanuli Tengah (Tapteng) saat berbincang dengan awak media, Sabtu (27/1). |
Anak pasangan Syukur Lubis dan Lina Marlina ini berharap
penyakit yang dideritanya cepat sembuh. Sehingga, dengan begitu dapat
mewujudkan cita-citanya menjadi seorang polisi.
“Doain ya om, biar Rahmad cepat sembuh,” ucapnya.
Anak ketiga dari lima
bersaudara ini, sangat ingin bersekolah. Namun, dikarenakan kondisi fisiknya,
ia terpaksa di rumah dan bolak-balik berobat ke rumah sakit.
“Pengennya sih sekolah om, biar bisa main-main sama
kawan-kawan,” tuturnya.
Semula, bocah malang
anak pasangan Syukur Lubis (45) dan Lina Marlina (35) ini didiagnosa mengidap
hidrosefalus.
Setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Pandan Tapanuli Tengah
(Tapteng), Rahmad kemudian dirujuk ke RS Universitas Sumatera Utara (USU).
Namun ketika di RS USU, anak ketiga dari lima bersaudara ini didiagnosis tak memiliki
penyakit apapun.
Ayah kandung Rahmad, Syukur mengungkapkan, gejala penyakit
langka ini muncul setelah tiga bulan anaknya dilahirkan. Saat itu, muncul
bintik hitam di pipi kanannya.
“Setelah muncul bintik kehitaman itu, matanya mulai kabur.
Lalu, ketika usianya tiga tahun, dia sama sekali mulai tak bisa melihat,”
ungkap Syukur di lantai IV RS USU, Sabtu (27/1).
Diutarakannya, beberapa waktu lalu sempat membawa anaknya ke
RS Pandan di Tapteng. Di rumah sakit itu, anaknya dinyatakan menderita penyakit
hidrosefalus dan harus dirujuk ke RS USU.
Sesampainya di RS USU pada 24 Januari 2018, Rahmad mendapat
perawatan intensif yang ditangani empat dokter. Di antaranya, dokter spesialis
mata, spesialis kulit, spesialis bedah saraf dan spesialis anak.
Namun, berdasarkan hasil analisis dokter, Rahmad dinyatakan
sehat. Kenyataan itu pun membuat Syukur bingung.
“Menurut RS Pandan, anak saya ini sakit hidrosefalus. Tapi,
setelah dibawa ke RS USU, katanya enggak ada penyakitnya,” ujar Syukur.
Lantaran dianggap sehat, pihak RS USU pun meminta Rahmad
pulang.
“Saya berharap dapat tahu penyakit anak saya ini. Soalnya,
saya ini kan
cuma buruh bangunan aja, enggak mengerti tentang kesehatan,” ucapnya.
Ayah Rahmad, Syukur, berharap penyakit yang diderita anaknya
dapat diketahui secara pasti. Dengan begitu, bisa mengetahui apa yang harus
dilakukan selanjutnya.
“Harapan saya penyakitnya bisa diketahui. Jadi, saya tahu
harus berbuat apa,” ucap Syukur.
Pun begitu, sambungnya, jika penyakit anaknya membahayakan,
dirinya hanya bisa pasrah dan berdoa.
“Kalau terus-terusan berobat tapi enggak diketahui
penyakitnya, enggak mungkin cukup biayanya. Karena, saya hanya buruh bangunan
yang memiliki keterbatasan ekonomi,” imbuhnya.
Humas RS USU, M Zeinizen mengatakan, setelah diperiksa tim
dokter tidak ada penyakit yang mengkhawatirkan pada tubuh bocah berusia 10
tahun itu.
“Saat diajak berkomunikasi responnya bagus. Karena dianggap
sehat, tentu sudah bisa pulang,” ungkap Zein.
Menurutnya, berdasarkan pemeriksaan, Rahmad bukan mengalami
hidrosefalus. Melainkan, makrosefali atau pembesaran tulang kepala.
“Kemungkinan memang bawaan dari lahir. Jadi, sudah jelas
dari dokter spesialis yang menangani, dia tidak mengalami hidrosefalus tapi
gejala pembengkakan atau pembesaran tulang kepala (makrosepali),” terang Zein.
Dia menuturkan, pihaknya sudah memberikan pelayanan
maksimal. Rahmad datang ke RS USU pada Kamis (25/1) lalu.
“Kami sempat meminta hasil scanning yang asli, tapi katanya
ketinggalan. Namun begitu, kita tetap melayani Rahmad yang menggunakan jasa
BPJS Kesehatan,” ujarnya.
Ia menambahkan, oleh karena tumbuh kembang anak tersebut
sehat, maka dibolehkan pulang tetapi tetap rawat jalan. (syaf)