TASLAB NEWS, SIANTAR- Empat pengusaha mie di Kota
Pematangsiantar ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus mie basah berformalin
dan boraks oleh pihak Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Medan.
Dua di antaranya, kini berstatus buronan BBPOM.
Menurut Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makananan
(BBPOM), Sacramento Tarigan APT, BBPOM tidak lagi main-main dalam mengambil
langkah penindakan terhadap pengusaha yang memproduksi mie berformalin.
“Dua diamankan dan masih proses penyidikan sedangkan dua
lagi kita buron,” kata Sacramento ,
Selasa (6/2) siang.
Kedua buronan
itu–masing-masing berinisial TS dan JG–adalah pemilik atau pengusaha yang
bertanggungjawab, pasca pengungungkapan dua lokasi produksi mie yang mengandung
formalin dan boraks.
“TS melarikan diri saat petugas BBPOM mengrebek pabrik mie
berformalin di kawasan Serbalawan, Simalungun, sedangkan JG kabur dari lokasi
pabrik pembuatan mie yang mengandung bahan kimia berbahaya itu di Kelurahan
Tomuan. Keduanya diburu karena harus bertanggungjawab,” sambung Sacramento .
“Formalin merupakan bahan yang sangat berbahaya, jadi kita
tidak akan melakukan pembinaan lagi,” katanya. Dikatakannya, pembinaan yang
telah dilakukan sama sekali tidak membuat efek jera para pengusaha.
“Jadi [pembinaan] ini, nggak ada efek jera dan harus disikat
habis,” sebut Sacramento .
Komitmen menyikat habis itu harus dijalankan mengingat formalin merupakan bahan
yang sangat berbahaya yang ikut dijadikan bahan tambahan memproduksi mie.
Formalin yang ikut dikonsumsi akan mengakibat kerusakan organ tubuh. Mulai,
masalah pencernaan hingga mengikis lapisan alat pencernaan.
“Formalin merusak
pencernaan dan organ tubuh,” kata Sacramento .
Selain formalin,
kandungan boraks juga sangat berbahaya. Walau secara kasat mata tak terlihat
dan membutuhkan waktu lama, kandungan formalin dan boraks membuat borok atau
luka di bagian pencernaan. “Jadi boraks dapat menyebabkan kanker dan merusak
organ organ lain dalam jangka panjang,” katanya.
“Kenapa kita lakukan ini? Selama ini bagi pengusaha yang
memproduksi menganggap masalah sepele. Mungkin mereka anggap sepele. Ini karena
ngak kelihatan. Kalau mencret bisa dicegah,” katanya lagi.