TASLAB NEWS, TOBASA- Ada kabar bagus dari kawasan konservasi
satwa liar Dolok Surungan, Kabupaten Toba Samosir yang telah 44 tahun menjadi
kawasan suaka marga satwa. Sepasang harimau sumatera terekam kamera jarak jauh
atau kamera trap saat melintas di lokasi hutan tersebut.
Sepasang harimau sumatera. |
Fajar Alam Siahaan selaku Program Maneger Tindakan
Investigasi Memantau Ekosistem Sumatera, Jumat (15/2) ketika berada di
Rantauprapat menjelaskan, penemuan ini hasil dari patroli tim konservasi
Wilayah SM. Dolok Surungan I di kawasan seluas 23.800 hektar pada Oktober 2017
hingga Pebruari 2018 bersama masyarakat.
Namun, dia menolak rincian lokasi penemuan satwa yang
dilindungi undang-undang itu dengan alasan menghindari dari perburuan satwa
liar.
Pihaknya yang bergerak di bidang perlindungan satwa langka
di Dolok Surungan, Tobasa ini telah melaporkan penemuan tersebut kepada Balai
Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara dan Tropical Forest
Conservation Action for Sumatera (TFCA-Sumatera) atau disebut juga Aksi Nyata
Konservasi Hutan Tropis Sumatera.
"Pemasangan kamera trap Januari 2018, sepasang Harimau
Sumatera itu di temukan 3-6 Pebruari 2018," katanya.
Dia menjelaskan, selama ini tentang adanya Harimau Sumatera
dengan nama latin Panthera tigris sumatrae ini hanya cerita masyarakat selama
puluhan tahun di Dolok Surungan yang berbatasan dengan Kabupaten Asahan dan
Kabupaten Labuhanbatu Utara ini.
Sepasang Harimau yang tertangkap kamera di kawasan
konservasi seluas 23.800 hektar itu, diperkirakan berumur 5-10 tahun dan tinggi
sekira 1 meter.
"Harimau jantan tertangkap kamera sekira (03/2/2018)
pukul 13.56 WIB. Sedangkan harimau betina terekam (06/2/2018) pukul 06.02
WIB," ujarnya.
Kepala BBKSDA Sumut, Hotmauli Sianturi ketika di hubungi
mengapresiasi penemuan sepasang Harimau Sumatera oleh tim patroli konservasi
dan lembaga pemantau perlindungan satwa liar di SM. Dolok Surungan.
Pihaknya akan terus berupaya menjaga satwa liar asli Indonesia
tersebut dengan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang menjaga
kelestarian satwa dan konflik manusia dengan harimau.
"Kami akan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat
dan akan menambah kamera trap untuk memantau aktifitas satwa liar itu,"
katanya.
Ia mengatakan, SM. Dolok Surungan, Tobasa merupakan kawasan
konservasi bagi perlindungan dan habitat satwa liar diantaranya Harimau
Sumatera dan Tapir.
Menurutnya, seekor harimau memerlukan 400 kilometer persegi
kawasan hutan untuk aktifitas perburuan mencari makan dan daya jangkauannya di
hutan. (pur/syaf)